Serba-Vegetarian di Warung Mogan Denpasar

08 November 2018 16:08 WIB

Pesenmakan.id, Bali – Menu-menu utama berbuka puasa biasanya berbahan serb adaging atau ikan. Kondisi ini kurang menguntungkan bagi vegetarian. Mereka sering kali diundang ke acara buka puasa bersama, tetapi tuan rumah kadang lupa bahwa yang mereka undang seorang vegan.

Vegetarian di Bali, khususnya Denpasar, tak perlu bingung memilih tempat makan, warung, atau restoran yang cocok. Jika tak sempat memasak di hunian sendiri, mereka dijamin tak akan lapar saat pulang ke rumah atau hotel.

Tempat makan khusus vegetarian ramai berjejer di tengah kota, mulai dari Denpasar, Kuta, Canggu, sampai ke pelosok Bali lainnya. Salah satu lokasi cukup populer di Denpasar adalah Warung Mogan di Jalan Mudu Taki Nomor 99x, Dalung.

Area parkirnya cukup luas untuk mobil dan motor. Begitu masuk ke dalam, Anda mungkin berpikir ini bukan warung, melainkan restoran berkedok warung. Tempat makannya ada yang berkonsep joglo, bale, ada juga kursi meja yang langsung berhadapan dengan playground anak. Pelayan akan mengarahkan Anda ke meja kosong dan menyiapkan pesanan. Meski ramai, kokinya sangat profesional. Semua makanan datang 10-15 menit setelah dipesan.

Karena ini warung vegetarian, semua menu di sini tidak berbahan daging ayam, sapi, telur, dan protein hewani lain alias animal-free. Mi gorengnya, misalnya, diolah tanpa telur, dan protein hewani lain alias animal-free. Mi gorengnya, misalnya, diolah tanpa telur, melainkan wortel dan taburan jamur crispy. Baksonya tanpa daging ayam atau sapi, diganti dengan bola-bola jamur. Tipat cantoknya juga tanpa telur, diganti taburan kacang kedelai dan jamur crispy.

Pemilik Warung Mogan, Ketut Suswanto, mengatakan bahwa bisnisnya menyasar semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Menu-menu yang disajikan pada dasarnya menu-menu rumahan khas Bali.

“Warung ini pada dasarnya menjual makanan-makanan yang sudah akrab dengan orang Bali,” kata Suswanto.

Tipat cantok salah satu makanan khas Bali. Tipat artinya ketupat. Cantok artinya diulek atau dihaluskan dengan cobekan.

Sekilas menu ini mirip gado-gado. Ketupat dan sayur rebus, seperti kacang panjang, kangkung, tauge, dan irisan tahu disiram kuah kacang kental. Bumbunya sederhana, mulai dari kacang tanah, gula merah, bawang putih, cabai, garam, kencur, jeruk limau, dan sedikit petis. Begitu suapan pertama tipat cantok menyentuh lidah, rasanya sungguh lezat.

Anda yang menyukai makanan pedas wajib mencoba tipat kables. Jika tipat cantok bumbunya kental, tipat kables bumbunya lebih encer dan berkuah. Kuahnya tidak diulek bersama isinya, tetapi disiram di atasnya sehingga sensasi pedas langsung terasa pada suapan pertama.

Es mogan special dan es krim goreng termasuk minuman favorit yang direkomendasikan. Es mogan seperti es campur, di dalamnya ada cendol, nata de coco, tapai, es krim vanila, kemudian ditaburi serutan keju di atasnya.

Makanan vegetarian ternyata tidak membosankan seperti yang dibayangkan banyak orang. Saat kami menyantap bakso di Warung Mogan, kami nyaris tak sadar jika pentol baksonya terbuat dari jamur. Serat-serat jamurnya terasa seperti sedang menggigit daging bakso urat.

Anda mungkin sudah biasa menyantap satai ayam dan satai sapi. Bagaimana dengan satai jamur? Nah, satai jamur ala Warung Mogan juga layak dicoba.

Rasanya kenyal, manis, pedas, gurih, mirip dengan kulit ayam yang dibuat satai, tetapi lebih sehat sebab bebas kolesterol. Jamur berkhasiat menurunkan kolesterol tinggi dan bersifat antikanker.

Bumbu terserap sempurna ke dalam jamur tiram yang dibentuk sedemikian rupa, kemudian dibuat tusukan-tusukan satai. Anda bahkan merasa tidak seperti sedang makan jamur. Jamur mengandung banyak air sehingga satai ini tidak perlu dibakar terlalu lama. Satai jamur ini makin sempurna ketika dihidangkan dengan kuah gulai.

Keistimewaan lain menjadi vegetarian adalah harga makanannya ramah di kantong. Semua menu Warung Mogan paling mahal dihargai Rp 23 ribu. Soal rasa? Anda pasti puas. Makan apa saja terasa enak di sini.

Suasana tempatnya, mulai dari depan, kiri, kanan menyajikan pemandangan sawah. Sebagian besar padi sudah menguning saat Republika.co.id datang ke sini sehingga bisa melihat langsung pemandangan pak tani dan bu tani memanen padi. Angin sepoi-sepoi berembus. Suara kaleng orang-orangan sawah yang digoyang angin kala mengusir burung bagai senandung lagu merdu di telinga.

Di sisi belakang warung ini ada taman rumput hijau yang langsung menghadap ke sawah. Ada tiga tumpuk standing stone yang cocok untuk lokasi berswafoto. Taman ini bisa juga digunakan sebagai venue ulang tahun anak atau arisan.

Tepat di sebelah warung ini ada tempat bermain anak. Ini bonus bagi orang tua. Anak cukup membayar Rp 25 ribu per jam untuk bisa bermain mandi bola, perosotan, kuda-kudaan, skuter, dan trampolin di Mogan Kids Fun Center.

Dewi Ayani (36 tahun) menemani dua putranya yang masing-masing berusia delapan dan tiga tahun bermain di sini. Ibu rumah tangga ini juga tinggal di Dalung dan beberapa kali mengunjungi Warung Mogan, khususnya pada akhir pekan. Putra pertamanya bahkan sedang belajar berpuasa.

“Bermain menjelang berbuka puasa salah satu cara membuat si abang lupa dengan lapar,” kata Dewi.

Sumber: Republika

PesenMakan.id

Berbagi informasi seputar review makanan dan rekomendasi tempat makan dan minum yang asik di berbagai kota dari sejumlah sumber.