Se’i Sapi Lamalera, Nikmatnya Makanan Halal Khas NTT di Bandung

15 November 2018 18:25 WIB

Se’i Sapi Sambal Lu’at – foto oleh Triani Retno A

Pesenmakan.id, Bandung – Pertama tahu Se’i Sapi Lamalera yang menyajikan makanan khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT) hadir di Bandung, saya agak ragu-ragu untuk makan di sana. Makan enak memang perlu, tapi se’i ini termasuk makanan halal apa tidak ya?

Bukan apa-apa. Yang saya tahu, yang biasa dijadikan se’i adalah daging babi. Kebetulan dulu pernah satu kos sama cewek-cewek asal Kupang, NTT.

Tapi beberapa teman yang pernah ke Se’i Sapi Lamalera mengatakan semua makanan yang ada di sana halal. Ulasan-ulasan yang pernah saya baca di internet pun bilang se’i di sini termasuk makanan halal.

Se’i Sapi Lamalera, seperti namanya, hanya menyajikan makanan yang berbahan dasar sapi (dan ayam). Oh, baik. Kalo gitu akan saya coba.

Se’i, Makanan Khas Nusa Tenggara Timur

Bertahun-tahun tinggal di Sumatra Utara, saya tahunya sei yang berarti sungai. Di NTT ada se’i yang artinya jauh berbeda.

Se’i adalah daging asap khas Nusa Tenggara Timur. Yang biasa dibuat sei ini dulunya adalah daging rusa. Tapi kemudian rusa menjadi binatang yang dilindungi.

Masyarakat NTT kemudian beralih membuat se’i dari daging babi. Yang beragama Islam tentu saja tidak bisa makan se’i daging babi ini. Jadi dibuatlah se’i daging sapi, bahkan se’i ikan.

Se’i ini dimasak dengan cara diasap. Bukan dipanggang seperti sate atau kambing guling. Kalau itu matang karena bersentuhan dengan api, kalau se’i ini matang karena asap panas.

Untuk mengasapinya menggunakan kayu bakar. Proses pengasapan ini membutuhkan waktu berjam-jam.

Sebelum diasap, daging diiris tipis dan dibumbui terlebih dahulu. Setelah matang di tahap pengasapan, se’i bisa langsung dimakan. Mau diolah lagipun bisa.

Makan untuk besok? Se’i ini juga bisa disimpan sebagai frozen food kok.

Makan Se’i Sapi di Bandung

Warga Bandung atau siapapun yang sedang libuan di Bandung juga bisa menikmati makan siang atau makan malam dengan menu khas NTT ini.

Dari rumah saya, lokasi Se’i Sapi Lamalera ini lumayan jauh. Perlu bertekad bulat tanpa lonjong sedikitpun untuk ke sana.

Kebetulan kemarin saya ada urusan di kawasan Braga. Sambil menyelesaikan urusan di Braga, saya memesan dua menu di Se’i Sapi Lamalera melalui Go-Food.

boks kemasan se'i sapi lamalera
Foto oleh Triani Retno A

Keinginan makan enak tanpa repot sangat terbantu dengan Go-Food ini. Bayangkan kalau saya mesti langsung ke lokasi Se’i Sapi Lamalera, padahal urusan di Braga nggak tahu bakal kelar jam berapa.

Oh iya, saya pesan makanan untuk dibawa pulang ke rumah. Karena seharian di luar rumah, sudah bisa dipastikan saya tidak akan masak buat makan malam.

Menu se’i sapi sambal lu’at (Rp 27.500) dan lidah asap sambal ijo (Rp 38.500) jadi pilihan saya. Tanpa nasi. Nasi tadi pagi udah masak sekalian sampai untuk makan malam.

Menikmati Se’i Sapi Sambal Lu’at

Dalam bayangan saya, se’i sapi sambal lu’at dan lidah asap sambal ijo yang saya pesan sudah ditata rapi dan siap dimakan.

Jadinya, di perjalanan pulang dari Braga saya sampai hati-hati membawa kemasannya. Karena hujan, saya masukkan ke ransel. Tentu saja harus saya pastikan posisinya tetap tegak agar isinya tidak jungkir balik teraduk-aduk.

Ternyata bayangan saya salah. Makanan pesanan saya dibungkus dulu dalam plastik-plastik kecil, baru dimasukkan ke kotak.

se'i sapi sambal lu'at
Se’i Sapi Sambal Lu’at – Foto oleh Triani Retno A

Di dalam kotak pertama ada empat plastik kecil. Masing-masing berisi daging se’i, sambal lu’at, daun singkong, dan kuah kaldu.

Di kotak kedua ada tiga bungkusan plastik. Masing-masing berisi lidah asap sambal ijo, daun singkong, dan kuah kaldu. Aman. Jadinya bisa saya tata sendiri sesuka saya.

Begitu plastik berisi se’i sapi dan lidah asap dibuka, aromanya… makbreng! Wangi daging asap langsung menyerbu penciuman saya.

Se’i sapi sambal lu’at dulu. Aroma dan rasa daging asapnya benar-benar beda dengan daging goreng. Saya jadi teringat Lima Sekawan yang suka bawa daging asap di keranjang piknik mereka.

Gurih dan Juicy

Se’i sapinya terlihat juicy. Rasanya asin gurih. Ada rasa jeruk nipisnya juga. Sambal lu’at yang khas NTT ini tampak sangar di penampilan. Rasanya memang pedas, tapi tidak sesangar penampilannya.

Lidah asapnya tidak jauh beda dengan se’i sapi. Sama-sama terasa asin, empuk, dan lembut. Bedanya, di lidah asap ini tidak ada rasa jeruk nipisnya.

Kuah kaldu pada se’i sapi sambal lu’at dan lidah asap sambal ijo sama aja. Rasa kaldu yang lembut, tetapi tidak terlalu gurih.

Sambalnya? Nah, ternyata rasa sambal ijo khas Minang ini lebih pedas daripada rasa sambal lu’at khas NTT.

se'i sapi dengan sambal ijo
Se’i Sapi dengan Sambal Ijo – Foto oleh Triani Retno A

Omong-omong soal sambal, selain sambal lu’at dan sambal ijo, di Se’i Sapi Lamalera ini juga ada sambal rica-rica khas Manado dan sambal matah khas Bali. Tinggal pilih mau se’i sapi pakai sambal khas daerah mana.

Jadi mau makan apa di Bandung? Kalau mau yang beda, bisa coba se’i sapi, kuliner khas Nusa Tenggara Timur dengan pilihan sambal dari empat daerah di Nusantara. Tinggal pesan lewat aplikasi Go-Food dan kuliner lezat ini siap disantap. (Pena/105TRA)

PesenMakan.id

Berbagi informasi seputar review makanan dan rekomendasi tempat makan dan minum yang asik di berbagai kota dari sejumlah sumber.