Meresapi Citarasa Timur Tengah dalam Sepiring Nasi Kebuli An Najah

Pesenmakan.id, Semarang – Saya cukup beruntung tinggal di Semarang. Kenapa? Karena ibu kota Jawa Tengah ini menjadi kota yang multikultural. Berbagai macam budaya ada disini. Dari ragam kegiatan hingga pengaruhnya pada dunia kuliner menjadikan Kota Semarang sebagai kota yang kaya budaya.

Bicara mengenai akulturasi dalam dunia kuliner, komunitas warga keturunan Arab memberikan kontribusi yang berarti bagi kekayaan kuliner lokal di Semarang. Masakan-masakan dari Timur Tengah yang diperkenalkan ke tanah Jawa dari ratusan tahun silam mendapat tempat tersendiri di hati warga Semarang. Salah satunya adalah Kebuli.

Nasi kebuli yang penuh citarasa

Nasi kebuli adalah kuliner khas Timur Tengah. Diolah dengan berbagai bumbu yang kebetulan juga banyak terdapat di Indonesia, biasanya nasi kebuli dibuat dengan menggunakan lemak kambing dan minyak samin. Bahan-bahan inilah yang memberikan citarasa khas pada hidangan tersebut.

Dalam penyajian otentiknya, nasi kebuli dihidangkan dengan irisan daging kambing goreng, kurma, ataupun kismis. Paduan rasa nasi dan gurih dengan manisnya kurma atau kismis, memberikan pengalaman kuliner yang tiada duanya.

Itulah kenapa meskipun bukan jenis hidangan yang akan dinikmati setiap hari oleh sebagian besar masyarakat kota Semarang, namun nyatanya makanan yang satu ini sering dirindukan kehadirannya karena rasanya yang memang sangat khas dan mudah bikin kangen.

Hidangan yang berbahan dasar nasi dengan banyak bumbu ini begitu digemari oleh pecinta kuliner di Semarang. Tidak heran jika penjual nasi kebuli di Semarang jumlahnya cukup banyak.

Biasanya mereka terpusat di wilayah yang menjadi ikon sebagai kampung Arab, seperti di sekitaran Masjid Agung Semarang misalnya. Banyak warga keturunan Arab yang menjual nasi kebuli khas Timur Tengah dan sudah menjalankan bisnis ini selama bertahun-tahun.

Banyak yang masih mempertahankan bentuk otentiknya, tapi tidak sedikit juga yang sudah menyesuaikan dengan selera warga lokal.

Salah satunya adalah Nasi Kebuli An Najah.

Saya berkenalan dengan Nasi Kebuli An Najah melalui aplikasi Go Food di Gojek. Sudah beberapa kali memesan makanan yang sama di tempat makan ini.

Lokasinya tidak jauh dari tempat kerja saya, tepatnya di Jalan Batik Tengah 485 Kampung Batik Semarang.

An Najah termasuk yang sudah memodifikasi Nasi kebuli. Kalau biasanya Nasi kebuli identik dengan daging kambing, warung An Najah menggunakan daging sapi sebagai lauk pendampingnya. Jadi untuk Anda yang tidak menyukai daging kambing, nasi kebuli An Najah adalah pilihan yang tepat.

Seporsi nasi kebuli lengkap dihargai sekitar 22 ribuan. Cukup murah bukan? Porsinya melimpah dan disajikan dengan daging sapi, acar mentimun, telor, dan sambal.

Tentu saja nasi kebulinya yang menjadi hero dari sajian ini. Itulah kenapa meskipun lauknya sudah mengalami modifikasi, namun citarasa dari nasi kebulinya sendiri tidak diubah cukup banyak. Jikalaupun ada, mungkin lebih ke takaran bumbu-bumbu dasarnya yang tidak terlalu kuat.

Meski begitu nasi kebuli buatan An Najah ini masih cukup tasty. Bumbu seperti jinten, kapulaga, dan kunyit, terasa begitu khas menyatu dalam olahan nasi. Ditambah lagi dengan lauk daging , telor dan acar mentimunnya. Laziz dan bikin ketagihan.

Sibuk? Go food-in aja!

Kalau Anda terlalu sibuk sampai tak sempat datang langsung ke warung Nasi Kebuli An Najah, Anda cukup beruntung karena Nasi Kebuli An Najah sudah masuk ke dalam daftar mitra Go Food dari Gojek. Artinya Anda tidak perlu repot-repot keluar dari rumah atau kantor hanya untuk sepiring nasi kebuli komplit. Tinggal buka aplikasi, dan biarkan mitra Gojek yang menyelesaikan pesanan untuk Anda.

Mudah sekali bukan?

( PENA/NO )