Imah Babaturan, Nostalgia Makan di Rumah Teman

14 Februari 2023 14:33 WIB

Penulis:Chrisna Chanis Cara

Editor:Ananda Astri Dianka

Pengunjung memadati Warung Kopi Imah Babaturan, Bandung, beberapa waktu lalu.
Pengunjung memadati Warung Kopi Imah Babaturan, Bandung, beberapa waktu lalu. (bandung.go.id)

BANDUNG—Warung kopi biasanya hanya menyediakan makanan dan minuman ringan seperti mie atau gorengan. Namun lain halnya dengan Imah Babaturan. Warung yang berdiri sejak Oktober 2015 menjual deretan menu makanan khas rumahan. 

Filosofinya pun memancarkan kehangatan, “Seperti Makan di Rumah Teman”. Imah Babaturan sendiri artinya rumah teman. Berawal dari filosofi itu, warung kopi yang terletak di Jalan Bibit No.3 Tamansari, Kota Bandung, ini ingin menghadirkan kehangatan seperti saat makan di rumah kawan sendiri. 

Pemilik Imah Babaturan, Muhammad Nurul Hudha, mengaku ingin membangun nostalgia makan bersama teman saat zaman sekolah. “Kalau ingat dulu saat main ke rumah teman itu, ibunya masak apa saja kok terasa enak. Kita ingin buat suasana yang sama. Orang datang ke tempat makan yang baru, tapi rasanya tidak asing, seperti ke rumah teman sendiri,” ujar Hudha seperti dilansir dari bandung.go.id, Selasa14 Februari 2023.

Tak ada menu andalan di Imah Babaturan. Hudha mengklaim semua menu adalah favorit konsumen. Namun dia mengakui ada menu paling dicari di warungnya yakni tongseng kambing dan gulai kambing tulangan. Menu rumahan lain seperti cumi cabai hijau, nasi goreng ayam kampung, dan nasi goreng kambing juga menjadi pilihan. “Karena menu kami tidak banyak, semua menu punya favoritnya masing-masing,” ujar Hudha.  

Selain menu reguler, Imah Babaturan memiliki menu mingguan yang hanya ada setiap hari Jumat. Menu tersebut pun selalu berganti setiap pekan. Menu “kejutan” ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Imah Babaturan. Bahkan ada warga Papua yang sengaja mampir untuk menyantap menu kesukaannya. “Menu ini agar pengunjung tidak bosan dan selalu punya alasan untuk datang ke Imah Babaturan,” ujar Anggia Bonyta, istri Hudha. 

Selain makanannya, meja-kursi dan perlengkapan makan lain menjadi daya tarik Imah Babaturan. Alih-alih membeli furnitur baru kekinian, Hudha dan Anggia memilih berburu meja-kursi bekas dari sebuah madrasah. “Saat itu kebetulan dana kami masih minim, jadi ya beli dari madrasah saja,” ujar Anggia berseloroh. Kesederhanaan itu kini justru menjadi ciri khas warung kopi tersebut. 

Imah Babaturan buka dari pukul 07.00-22.00 WIB. Jika ingin mencicipi menu Imah Babaturan tapi jauh dari lokasi, Anda dapat membeli menu regulernya dalam kemasan frozen. Jangan lupa mampir ke Imah Babaturan ya jika liburan ke Bandung!