Jamu
21 Januari 2019 13:00 WIB
Penulis:PesenMakan.id
Pesenmakan.id, Jakarta — Bir Pletok adalah minuman tradisional legendaris khas Betawi. Minuman ini, menurut para sejarahwan sudah ada beberapa abad lampau, saat era kolonial Belanda. Walau ada kata “Bir” di sini, dijamin minuman berasa manis-manis pedas ini tidak memabukkan dan tentunya halal. Bila beberapa tahun lalu minuman tradisional ini hanya bisa dinikmati saat pesta pernikahan adat Betawi atau acara-acara budaya tertentu, maka kini Bir pletok bisa dinikmati kapan saja. Salah satunya di gerai Kojak Coffee di ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Berbeda dengan bir konvensional yang terbuat dari alkohol hasil fermentasi gandum atau anggur, bir pletok khas Betawi dibuat dari rempah-rempah menyehatkan. Konon, nama pletok disematkan, karena saat proses pembuatannya dalam tabung bambu, kerap menimbulkan bunyi bising pletak-pletok.
Dari gerai Kojak, saya memesan bir pletok dingin. Di tengah cuaca terik Kota Jakarta, menikmati bir pletok dingin benar-benar menciptakan sensasi beda. Aroma rempah, merahnya kayu secang dan dinginnya es, membuat kerongkongan terasa nikmat.
Memang, aneka rempah dalam bir pletok, seperti cengkih, jahe, serai, pala, kayu manis, adas, daun jeruk, lada, dan kayu secang menghasilkan harmoni rasa: manis, pedas, serta hangat. Aromanya pun menenangkan, seperti aromatheraphy.
Khasiatnya yang membuat badan kembali sehat segar, kerap membuat bir pletok disejajarkan dengan jamu. Tak berlebihan, sebab memang minuman ini banyak khasiatnya. Selain menciptakan rasa hangat di badan, bir pletok bisa mengurangi kembung, mengobati masuk angin, dan melancarkan pernafasan saat terserang flu.
Lazimnya menikmati bir pletok itu didampingi cemilan seperti ketan susu, atau roti panggang (ropang) kacang khas Jakarta. Tapi sayangnya stok di Kojak untuk cemilan itu sedang kosong. Karena lapar, saya pun memesan menu makanan yang tersedia saja, yaitu mie ramen goreng.
Walau terkesan nggak nyambung, namun ternyata duet menu Betawi dan Korea ini lumayan juga. Mie ramen yang gurih pedas mampu mengimbangi bir pletok. Perpaduan rasa yang mengenyangkan sekaligus menyehatkan.
Selain bir pletok, saya juga mencoba Kopi Betawi. Sebenarnya ini kopi biasa, yang disajikan dalam cangkir kertas layaknya kopi take away dari kafe-kafe ternama. Namanya yang provokatif: Kopi Betawi membuat saya memesan minuman ini.
Kopi Betawi adalah kopi tubruk dari bubuk kopi produksi petani lokal. Saat disajikan, bubuk kopi banyak mengendap di dasar cangkir. Keunikan rasa kopi ini berasal dari pahitnya kopi lokal dipadu gula Jawa. Nah, manisnya si gula Jawa inilah yang membuat Kopi Betawi berasa eksotik.
Kopi ini bisa disajikan dalan versi panas maupun dengan es. Tapi saya lebih suka memesan Kopi Betawi versi hot, sebab selain aroma kopinya jadi lebih kuat juga lebih menyegarkan tubuh.
Saya memesan Bir Pletok, Ramen dan Kopi Betawi di Gerai Kojak di ITC Permata Hijau melalui layanan GOFOOD. Beberapa kali pesanan saya, terutama untuk Bir Pletok sempat tak tersedia di Kojak, yang buka tiap hari dari pukul 11.00 hingga 22.00 WIB itu. Tapi untungnya, driver GOFOOD tak mempermasalahkan jika saya membatalkan orderan. Padahal dia sudah membantu menghubungkan saya dengan pelayan Kojak, untuk menanyakan kapan Bir Pletok kembali tersedia. Dan, kerennya, untuk layanan pesan antar ini, saya juga masih memperoleh voucher diskon lima ribu rupiah. Terimakasih GOFOOD.